kesalahan diagnosa apendisitis....

Sering pasien yang mengeluhkan nyeri pada perut bagian kanan bawah terlambat mendapatkan pertolongan dari dokter bedah. Masih banyak dokter umum yang belum memahami cara mendiagnosa keluhah ini.
Contoh kasus :
Seorang laki-laki , umur 40 tahun, datang ke prakter dokter swasta dengan keluhan nyeri di perut kanan bawah. Pasien mengeluhkan perutnya tiba-tiba nyeri, kemudian disertai dengan muntah. Kemudian sang dokter memberikan anti spasmodik dan anti emetik, pasien membaik keluhan mulai berkurang dan pulang. Setelah empat hari berselang pasien mengeluhkan seluruh perut pasien tadi bertambah nyeri , demam tinggi dan menngalami tanda peritonitis.
Kemudian pasien menjalani operasi laparatomi apendiktomi emergensi dengan abses apendiks. Pasien tidak membaik pasca operasi demam tinggi dan di rawat intensif di ICU, pemberian antibiotik tidak memberikan respon. Pada hari ke 10 perawatan pasien meninggal dunia.

Dari kasus di atas dapat diambil kesimpulan diagnosa pertama tidak ditegakan secara komprehensif. Hal ini telah diperingatkan oleh Voltaire “ para dokter sering mempergunakan obat-obatan yang tidak diketahui cara bekerjanya, untuk penyakit yang tidak diketahuinya, dan ditujukan kepada pasien yang sama sekali tidak dikenalnya”.
Kapan suatu apendisitis akan menyebabkan komplikasi yang serius? Menurut penelitian komplikasi dari suatu peradangan apendisitis akan meningkat komplikasinya sekitar 5 % setiap 12 jam setelah diagnosa ditegakan. Bakteri akan mencapai peritoneum dan pembuluh darah, menyebabkan gangren mukosa , perforasi dinding apendiks, abses dan peritonitis( angka mortalitas sekitar 5 %). Pada 12 jam pertama, peradangan apendiks sekitar 94% masih apendisitis simplek, setelah lebih 38 jam angka ruptur atau apendiks perforasi akan meningkat menjadi 2% .

lebih lengkap

0 komentar:

Posting Komentar